Sebagai Calon Guru Penggerak saya akan menguraikan secara singkat tentang Jurnal Refleksi Dua Mingguan modul 1.1. menggunakan model 4 F (Facts, Feelings, Findings, Future) :

FACTS (Peristiwa)

Pendidikan guru penggerak angkatan 9 telah dimulai pada tanggal 16 Agustus 2023 dan diawali dengan Pre-test. Hal ini wajib dilakukan oleh setiap calon guru penggerak yang terpilih untuk menata serta meluruskan niat dalam menuntut ilmu sebagai perbaikan diri kedepan. Mengingat guru adalah garda terdepan dalam pendidikan sebuah negara, maka menjadi guru tentu akan berhadapan dengan berbagai tantangan.

Selama kegiatan berlangsung dua minggu, saya didampingi oleh pengajar praktis dan fasilitator. Kegiatan yang dilakukan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, tugas mandiri serta kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya. Kegiatan semacam itu merupakan pengalaman baru yang luar biasa bagi saya. Kegiatan yang menarik, teman-teman sesama guru, para praktisi serta fasilitator yang asyik menambah keseruan setiap prosesnya.

Pada awalnya saya merasa kurang mampu dengan adanya jadwal yang sudah dibagikan. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mampu mengatur waktu antara pendidikan calon guru penggerak dan tugas utama mengajar di lembaga. Ditambah lagi dengan amanah menjadi pengajar di Taman Pendidikan Al Quran ( TPQ ) At-Taqwa. Tanpa melepas tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, saya berusaha untuk membagi waktu dengan adil agar semua bisa terlaksana dengan baik. Sungguh beruntungnya saya didampingi oleh banyak pihak yang bisa berkompromi dan selalu mendukung.

FEELING (Perasaan)

Perasaan yang saya rasakan sangat beragam dan luar biasa. Saya merasa senang, bangga, takut (takut tidak terlaksana dengan baik), bahkan insecure. Saya merasa senang dan bangga karena bisa terpilih menjadi calon guru penggerak setelah melalui perjuangan yang luar biasa. Terkadang saya juga merasa rendah diri melihat teman-teman calon guru penggerak yang lain. Apalagi pada saat kegiatan vicon dimana mereka menunjukan aksi yang luar biasa. Namun dalam dua minggu itu saya menjadi belajar dan terus berusaha untuk menggali, menata diri dan menjadi partner yang baik.

Di lembaga TK Aisyiyah Bustanul Athfal, saya mengajar di kelompok B. Saya bersama anak-anak selalu melakukan kegiatan belajar yang menyenangkan baik didalam kelas maupun di luar kelas. Salah satu kegiatan yang melatih fisik motorik dan konsentrasi anak yaitu dengan melompat sesuai arah sepatu. Anak-anak tidak hanya merasa senang, namun mereka juga belajar.

Kami selalu berusaha mendampingi anak-anak dengan hati. Sebab untuk mengoptimalkan pendidikan karakter, guru harus mampu menjadi contoh / tauladan bagi anak-anak. Mereka  akan meniru dan cenderung patuh kepada apa yang dikatakan oleh guru-gurunya. Beriringan dengan itu kami tetap memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk melakukan kegiatan sesuai tingkat kemampuannya. Sehingga mereka lebih semangat berkreasi untuk mengeluarkan ide tanpa batas.

FINDING (Pembelajaran)

Selama proses pendidikan guru penggerak berlangsung, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan begitu pula dengan pengalaman baru. Hal yang tidak kalah menarik adalah pembahasan tentang pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dimana dulunya yang saya ketahui hanyalah kutipan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang sering dipasang pada nameboard lembaga / sekolah formal bahkan instansi-instansi pemerintah.

Namun kini, saya lebih mengenal hakikat pengajaran dan pendidikan, kodrat alam, kodrat zaman, pendidikan yang menghamba kepada siswa serta pendidikan yang menuntun. Semuanya merupakan buah pemikiran dari bapak pendidikan Indonesia yang sangat luar biasa tersebut. Semoga kedepan akan ada ilmu baru yang bisa saya dapatkan dari sosok cerdas tersebut.

Tugas yang diberikan pada saat pendidikan sangatlah beraneka ragam, termasuk mempublikasikan tugas. Hal itu mendorong saya untuk lebih semangat membuat konten video dan menulis di blog dengan baik. Saya berprinsip mampu menyelesaikan tugas dengan baik kerena “selama ada kemauan disitu pasti akan ada jalan”. Menulis menjadi tantangan yang menarik bagi saya dan menjadikan saya lebih antusias untuk belajar lagi dan lagi.

FUTURE (Penerapan)

Sebagai seorang guru, karakter yang harus dimiliki adalah harus siap terbuka dengan adanya perubahan (open minded). Dengan begitu guru bisa mendukung meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena pendidikan adalah roda penggerak kemajuan bangsa, maka semakin berkembang pendidikan maka akan semakin pesat pula kemajuan bangsa. Hal ini menjadi tugas penting bagi Negara Indonesia yang saat ini masih dalam preses berkembang.

Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantisa berkembang, maka guru harus bisa menuntun kearah perbaikan dengan tidak membatasi kebebasan belajar anak-anak (memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman). Tidak ada kata berhenti untuk belajar bagi seorang guru.

Ayo.. guru-guru hebat Indonesia, belajar dan terus belajar … !

Untuk Indonesia Maju. Salam Guru Pengerak.

Ditulis oleh: Herwanti, S.PdI

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *