Radiografi adalah salah satu teknik pencitraan medis yang paling umum digunakan untuk diagnosis berbagai penyakit, termasuk tulang patah, infeksi, dan bahkan kanker. Namun, karena radiografi menggunakan sinar-X, ada kekhawatiran tentang paparan radiasi yang mungkin menimbulkan risiko kesehatan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana keamanan dalam radiografi dapat dijaga dan bagaimana mencegah paparan radiasi berlebih.

Mengapa Keamanan dalam Radiografi Penting?

Menurut website https://parikalbar.org/, radiasi dari sinar-X yang digunakan dalam radiografi, meskipun kecil, dapat berdampak pada kesehatan jika paparan terjadi dalam jumlah yang besar atau berulang.

Radiasi pengion dapat merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, keselamatan pasien dan tenaga medis menjadi prioritas utama dalam penggunaan teknologi ini.

Teknik ALARA: Mengurangi Paparan Radiasi

Prinsip utama dalam radiografi adalah ALARA, yang merupakan singkatan dari “As Low As Reasonably Achievable”. Prinsip ini berarti bahwa setiap prosedur radiografi harus dilakukan dengan dosis radiasi serendah mungkin, tetapi tetap memberikan hasil pencitraan yang cukup baik untuk diagnosis.

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengikuti prinsip ALARA, antara lain:

  1. Penggunaan Pengaturan Dosis yang Tepat: Teknisi radiologi dapat menyesuaikan intensitas sinar-X berdasarkan jenis prosedur dan bagian tubuh yang diperiksa. Pengaturan ini bertujuan untuk mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien tanpa mengurangi kualitas gambar.
  2. Membatasi Area yang Terkena Radiasi: Teknik kolimasi digunakan untuk membatasi area tubuh yang terkena sinar-X. Hal ini membantu mengurangi paparan radiasi yang tidak perlu pada bagian tubuh lain yang tidak sedang diperiksa.
  3. Pemakaian Pelindung Timbal: Pelindung berbahan timbal, seperti apron timbal, sering digunakan untuk melindungi bagian tubuh yang tidak perlu terkena radiasi. Pelindung ini mampu menyerap sinar-X, sehingga mengurangi risiko paparan radiasi pada organ-organ vital seperti tiroid atau alat reproduksi.

Keamanan Pasien dalam Prosedur Radiografi

Untuk menjaga keamanan pasien selama prosedur radiografi, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh tenaga medis. Pertama, sebelum melakukan prosedur, teknisi radiologi akan meninjau riwayat medis pasien dan menentukan apakah pemeriksaan sinar-X benar-benar diperlukan.

Jika memungkinkan, metode pencitraan alternatif yang tidak menggunakan radiasi, seperti ultrasonografi (USG) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI), bisa dipilih.

Selain itu, untuk pasien anak-anak, yang lebih sensitif terhadap efek radiasi, teknisi akan menyesuaikan dosis sinar-X sesuai dengan ukuran dan usia anak. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa anak-anak hanya menerima dosis yang benar-benar diperlukan.

Perlindungan bagi Tenaga Medis

Tenaga medis yang bekerja di lingkungan radiologi juga berisiko terpapar radiasi. Untuk melindungi mereka, beberapa langkah keamanan diterapkan, seperti menggunakan pelindung timbal, memantau dosis radiasi kumulatif dengan dosimeter, dan menjaga jarak aman saat prosedur berlangsung.

Selain itu, ruang radiologi biasanya dirancang dengan dinding yang dilapisi bahan timbal untuk mencegah kebocoran radiasi.

Monitoring Paparan Radiasi

Baik pasien maupun tenaga medis sering kali dipantau untuk memastikan paparan radiasi berada pada tingkat yang aman. Bagi tenaga medis, penggunaan dosimeter sangat penting untuk mengukur jumlah radiasi yang mereka terima dari waktu ke waktu. Pengawasan ini memastikan bahwa paparan tidak melebihi batas yang telah ditetapkan.

Keamanan dalam radiografi adalah aspek krusial dalam praktik pencitraan medis yang melibatkan sinar-X. Melalui penerapan prinsip ALARA, penggunaan pelindung timbal, pengaturan dosis yang tepat, serta pemantauan paparan radiasi, risiko dari penggunaan radiasi dapat diminimalkan.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap seputar radiografi atau radiografer, silakan kunjungi website parikalbar.org yang merupakan website dari Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI Kalbar). Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *