Kisah ini mengisahkan tentang perjalanan seorang pria bernama Bujang, yang sukses dalam shadow economy yang ia jalani. Kepintarannya dan prinsip yang teguh membawanya ke puncak kesuksesan. Sebagai seorang mafia, Bujang sangat dihormati oleh pelaku bisnis bayangan dari berbagai negara. Bahkan seorang presiden menjadi tak berdaya di hadapannya.
Namun, perjalanan menuju kesuksesan itu bukanlah hal yang mudah bagi Bujang. Dia harus melewati berbagai pertempuran dan pengkhianatan yang sangat menyakitkan. Bahkan karena fokusnya pada bisnis jagal dunia milik keluarga Tong ini, dia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya ketika mereka meninggal.
Novel “Pulang” karya Tere Liye ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang pria kecil dari Bukit Tinggi yang kemudian dibawa ke kota untuk menjadi seorang tukang jagal dunia. Keteguhan, keuletan, dan kesetiannya membawanya ke puncak kesuksesannya. Namun, setelah semua perjalanan yang dia lalui, dia menyadari betapa kosongnya hidupnya. Semua pencapaian dan prestasinya dalam bisnis bayangan tidak bisa memberinya ketenangan hidup. Saat itulah dia menyadari bahwa yang dia butuhkan hanyalah kedamaian, dan kini dia memahami makna sebenarnya dari pulang, yaitu pulang ke dalam keadaan damai.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini adalah bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Bagaimana manusia mengisi hidupnya, menghabiskan hidupnya, atau bahkan menyia-nyiakannya juga merupakan pilihan. Pada akhirnya, semua orang akan pulang dan mencari ketenangan yang mereka butuhkan. Jangan sampai kita menyesali pilihan yang telah kita buat. Oleh karena itu, manusia harus berhati-hati dalam memilih.
Novel “Pulang” adalah sebuah buku pelajaran yang bermakna dengan alur cerita yang menghanyutkan. Bahkan pembaca tidak dapat berpaling dari tokoh Bujang yang hampir sempurna. Ini merupakan ciri khas dari Tere Liye, seorang penulis yang selalu berhasil menciptakan tokoh-tokoh yang melekat di hati para pembaca.